Seminggu telah berlalu, namun rasa bahagia dan bangga dalam hati ini masih membekas. Ya, tepat tanggal 18 Februari 2015, aku mencoba untuk memberanikan diri berbagi arti kehidupan ini kepada penerus bangsa yang sangat aku cintai ini. Sempat terlintas di benakku, inspirasi apa yang harus aku bagi mengingat aku belumlah menjadi siapa-siapa bahkan kuliahpun belum kelar. Aku masih merajut bingkai kehidupan ini tahap demi tahap.
Awal aku masuk dan diberi kesempatan untuk bergabung di Kelas Inspirasi ini melalui salah satu akun tumblr yang didapatkan dari share-nya salah satu pengguna akun. Aku mencoba pede mengingat sebelumnya yang masuk dan bergabung di komunitas ini adalah orang-orang hebat yang memang sudah sepantasnya untuk menginspirasi banyak orang. Dengan bermodal nekat dan pengalaman kerja selama 2 tahun di salah satu perusahaan farmasi di Kota Bandung dan saat ini sebagai salah satu karyawan di salah satu lembaga sosial, membuatku cukup yakin untuk menginspirasi penerus bangsa bahwa menepuh jalan cita-cita hidup bisa digapai dengan dua keadaan sekalipun.
Aku menempuh jalur kuliah sambil bekerja untuk dapat menopang kebutuhan proses pendidikanku di perguruan tinggi. Inilah salah satu ide untuk aku bagi kepada tunas bangsa yang unggul. Aku titipkan asa ini lewat senyum anak bangsa.
Semangat Berbagi
Berhari-hari aku tunggu konfirmasi email dengan harap-harap cemas, bahkan hampir satu bulan. Hingga tiba akhirnya aku berspekulasi dengan diri sendiri bahwa tidak lolos seleksi, hmmm. Namun rasa penasaranku tak kunjung lenyap, akhirnya aku cek ulang dan.. jlleeeb ada email masuk! Sontak jantungku langsung berdegup kencang dan Alhamdulillah diberi kesempatan untuk bisa bergabung bersama orang-orang hebat lainnya.
Menjelang hari pelaksanaannya, aku persiapkan mentalku untuk lebih energik dan lebih matang. Pagi sekali aku datang ke sekolah, menempuh perjalanan 1 jam dari tempat tinggal. Energi positif sudah lebih dulu mengalir bersama aliran darah saat pertama kali kuinjakkan kaki di altar pendidikan ini. SDN Gambir tepatnya aku harus berbagi mimpi, berbagi inspirasi, berbagi pengalaman, dan berbagi asa.
Di saat aku memulai memberi semangat pada anak-anak ini, ada antusias dari raut wajah polos mereka, ada sepenggal mimpi menjulang yang mereka titipkan pada kehidupan ini. Hal yang menarik perhatianku saat itu adalah aku menanyakan cita-cita pada anak kelas 2, dengan lantang seorang anak lelaki menjawab “Ibu guru, saya ingin menjadi seorang Presiden Indonesia!” ucapnya dengan senyum manis yang keluar.
Sontak sebagian teman-temannya hanya mampu menertawakan mimpinya. Aku pun tersenyum dan memberikan apresiasi dengan mimpi indahnya. Tak sampai di situ, anak ini pun bilang “Ibu, saya akan menggantikan presiden kita!” sambil menunjuk foto presiden Joko Widodo. Dalam hati, aku mengamini mimpi yang keluar dari mulut polos ini. Semoga menjadi kenyataan dan memberi banyak manfaat.
Di sisi lain ada rasa miris yang terlintas saat aku mengamati potret perkembangan dunia zaman sekarang yang sangat berpengaruh pada anak didik bangsa, terutama dalam hal perekonomian yang berdampak pada degadrasi moral anak. Karena SD ini berdekatan dengan stasiun kereta api maka bahasa preman yang digunakan pun sungguh beragam dengan tingkah laku yang memang didominasi oleh potret lingkungan tempat tinggalnya.
Aku sempat berpikir, harus ada terobosan baru di dunia pendidikan yaitu mental guru yang harus dibangun saat proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru haruslah membangun karakter anak didik melalui kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan. Seorang guru harus mampu menjadi inspirator bagi anak-anak didiknya. Tidak hanya sebatas memberikan materi di kelas, tetapi juga memberdayakan kemampuan otak kanan anak. Aku berharap pendidikan di negeri ini lebih baik dan menghasilkan genarasi bangsa yang unggul dan tangguh.
Kutitipkan asa ini pada senyum anak bangsa.
Semangat Berbagi, Mari Menginspirasi Lewat Bukti