Nama saya M. Rizki Maulana S,Si. Biasa dipanggil dengan nama Udhe. Saya salah satu personil sekaligus keyboardist dari band Kuburan. Di awal tahun 2015 ini, ada pengalaman baru yang sangat menarik bagi saya dan rekan-rekan band Kuburan lainnya. Saya diajak oleh seorang panitia penyelenggara Kelas Inspirasi Bandung 3, untuk mengikuti program Kelas Inspirasi.
Sebelumnya saya tahu program Kelas Inspirasi ini melalui teman saya, yang tahun lalu sudah mengikuti program ini. Hanya sekedar tahu, bahwa dalam program ini si relawan Kelas Inspirasi akan belajar bersama anak-anak dari sekolah dasar. Ketika ditelfon panitia, awalnya saya ragu untuk meng “iya” kan berpartisipasi di KIB 3 ini. Saat itu dijelaskan apa yang harus saya kerjakan dan sedikit gambaran bagaimana situasi serta kondisi anak-anak sekolah dasar sekarang ini. Sambil sedikit deg-degan saya putuskan untuk ikut dalam program KIB 3 2015. Hahaha.. ini tantangan baru! saya dan teman-teman Kuburan pun belum pernah menjadi relawan sebagai Inspirator KI. Karena pekerjaan, saya jarang sekali diskusi sama kelompok KIB 3. Semakin dekat pelaksanaan semakin menegangkan! Karena sampai H-1 saya belum punya materi apapun untuk saya share di depan kelas nanti. Yahh apa boleh buat, materi pun saya siapkan beberapa jam sebelum mengajar. Maaf tapi ini lama-lama saya pegel juga pake bahasa baku… Wkwkwk…
H-1 akhirnya dapet jadwal ngajar.. yang mana asalnya kebagian cuma 5 kelas, setelah dapet jadwal baruuu.. jreng jreng!! 6 kelas bo! Okey badan mulai keringetan nihh kayaknya hahahaa.. Entah kenapa hari sebelum ngajar, saya cuma tidur 2 jam, saking exciting dan sdikit stress kali jadi susah tidur hiihiihi..
Pada dasarnya sih, KI itu lebih ke sharing tentang kerjaan / profesi kita sehari hari. Kebetulan saya dari profesi musisi. Yang saya bayangin cuma, gimana caranya bikin kelas rame, seru, dan anak-anak yang diajar pun mau interaksi dengan kita. Okey, yang kepikiran cuma “Bawa gitar aja ah! Belajar nyanyi aja biar seru!” gitu doang hihihii.. Saya masuk di kelompok 22, yang mana dijadwalkan untuk ngajar di SDN Awigombong, Cicadas. Iyaahh pikiran saya kalo denger Cicadas nggak tahu kenapa yang kepikir cuma “Bronx” nya doang. Yang mungkin buat orang Bandung mah daerah situ emang terkenal agak “Bronx”. (Apa atuh yah Bronx teh bahasa Indonesia nya??) kalo dulu sih dikenal banyak preman. Langsung aja tuh kepikiran lingkungan sekolah dasar di sana, apakah ada pengaruhnya atau tidak?
Hari H, saya datang ke SDN Awigombong jam 07.35 WIB karena bakal ada briefing dulu. Perlengkapan kemaren, saya bawa Gitar, Foto-foto superhero, dan alat makeup. Sekitar jam 07.15 pembukaan KIB 3 dimulai. Antara senang, haru, terkejut, tegang, semuanya bercampur saat itu. Di lapangan SDN Awigombong berjajar berbaris seluruh siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Wajah ceria, wajah alim, wajah tengil, yang lucu, semua ada di sana.. wahhh saya kebagian ngajar yang mana ini? Hahaa.. saya cek lagi jadwal saya ngajar urutan kelas saya adalah kelas 4, kelas 1, kelas 3. Break istirahat, lanjut kelas 2, kelas 6 dan terakhir kelas 5. Jam ngajar mulai jam 07.45 – 11.30.
Luar biasaaa! Ngajar anak anak itu susah yah! Rasa tegang itu sebenernya pas mau masuk kelas doang, asli! Manggung sama Kuburan juga nggak tegang kayak ngajar di KIB hihiii.. kalo pas kerja di panggung paling tuntutan nya harus bisa main music dan perform yang bagus, penonton terhibur! Se-simple itu mungkin yah.. Tapi mengajar KI dan menghadapi anak-anak SD, buat saya sulit di cara penyampaian materinya, karena dari kelas 1 sampai kelas 6 cara ngajarnya juga harus beda. Dari bahasa, maupun isi materinya.
Pertama di kelas 4, anak-anaknya lumayan seru. Baru aja masuk kelas udah pada bersorak. Kelas 4 ini masih bisa diarahin, dikasih ice breaking juga responnya bagus! Kelas 4 ini yang perhatikan banyak, yang antusias banyak, yang cengo doang ada, yang berantem ada juga sampe nangis okey, ini baru satu kelas dan udah cukup bikin badan saya keringetan! Suasana kelas semakin cair pas saya keluarin gitar dan ngajakin anak-anak nyanyi bareng 30 menit berlalu dan saya harus berkunjung ke kelas berikutnya.
Kelas 1. Ini kelas yang bikin saya bingung.. Aslii.. gimana caranya penyampaian materi saya bisa diterima ya? Akhirnya, materi mengenai Superhero pun disampaikan. Mereka lebih mudah berinteraksi ketika saya keluarkan gambar-gambar superhero seperti Batman, Superman, Iron Man, Spiderman dan Captain America. Gambar lain seperti profesi dokter, polisi, tentara dan badut juga saya perlihatkan. Ini menggambarkan bahwa dunia bekerja dan keseharian sangat berbeda. Saya pun sedikit menggambarkan bagaimana dunia saya ketika bekerja sebagai personil band Kuburan. Dimana harus bermake-up juga berkostum. Yaah namanya juga anak kelas 1 yah, kayanya mereka masih dalam peralihan antara TK dan SD. Anak-anaknya maiiiin teruss, hahahaa.. pada heboh masing-masing! Materi ini pun sudah disampaikan, dan kelas pun di akhiri dengan bernyanyi bersama.
Kelas 3, tidak jauh berbeda dengan kelas 4. Bahkan saya lebih terkejut, ketika masuk kelas disambut dengan yale yale dan salam yang sudah menjadi ciri khas dari kelas mereka. Kelas ini lebih antusias dari kelas sebelumnya! Ini lebih menyenangkan! Mereka tampak senang ketika tahu kalau saya adalah personil band Kuburan. Mereka sudah otomatis bernyanyi lagu Lupa Lupa Tapi Ingat. “C A minor, D minor ke G, ke C lagiii..” waaah seneng banget rasanya, mereka ternyata mengalami jaman lagunya masih popular hahaha… Saya tambah semangat dan tambah keringetan karena di kelas 3 ini seruuu! 30 menit pun habis dan break istirahat sampai jam 10.00 WIB.
Alhamdulillah bisa rehat dulu sekitar 30 menit. Sambil bercerita dengan rekan-rekan relawan lain di ruang guru. Seruu berbagi pengalaman dan cerita dari setiap kelas yang mereka ajari. Kelas berikutnya adalah kelas 2. Ini tidak jauh berbeda dengan kelas 1. Saya hanya banyak habiskan waktu buat ngajar mereka bernyanyi. Karna tampaknya materi bernyanyi lebih banyak disukai.
Saya harus ganti pola mengajar untuk kelas berikutnya. Kelas 6 lebih cepat mengerti dan mudah untuk diajak interaksi. Sekali cerita hal-hal yang lucu, mereka lebih cepat merespon. Mereka senang ketika tahu bahwa saya personil band Kuburan. Tanpa disuruh, lagi lagi mereka nyanyi lagu “Lupa Lupa Tapi Ingat”. Salut buat kelas 6 ini yang cukup antusias mendengarkan cerita pengalaman saya keliling Indonesia bareng band Kuburan. Bosan dengan materi bernyanyi, di kelas ini saya sedikit demo praktekin cara bermake-up ala Kuburan!
Saya menawarkan siswa dari kelas 6 untuk di make-up. Kurang lebih setengah kelas angkat tangan, bersedia untuk di make-up! Saya udah sedikit pesimis, kalo mereka mau di make up, ternyata tidak, mereka senang sekali. Salah satu murid yang saya pilih bernama Gilang. Dia pun mau tampil di depan kelas untuk saya make up. Awalnya dia senang, tapi ketika sudah di make up, dia pun malu maluu hahahaa..
Kelas terakhir adalah kelas 5. Di antara kelas yang lain, kelas ini rada spesial. Entah kenapa anak-anak nya lebih ceplas ceplos, dan lebih oces (banyak tingkah) dari pada kelas yang lainnya. Kalau lihat dari grafik kelas, mungkin harusnya lebih meningkat dari kelas 1, 2, 3, 4. Tapi justru di kelas 5 ini menurut saya sih ada sedikit penurunan. Dan ketika saya berbagi cerita dengan teman2 lain pun, mereka mengalami hal yang sama, bahwa kelas 5 memang kelas yang rada spesial hihihi.. Awalnya mereka antusias, tapi 10 menit berikutnya semakin tidak tertib dan semakin sulit di atur
Mungkin ini sedikit dari banyak pengalaman yang bisa saya bagi di KIB 3. Secara keseluruhan saya sangat senang, bangga, dan bersyukur dapet kesempatan bergabung di KIB 3. Saya bisa berkenalan dengan relawan-relawan lain, berbagi cerita dan menambah relas dan tentunya pengalaman hidup yang sangat berharga
Melalui KIB 3, saya bisa tahu gimana kondisi ruang kelas, situasi dan kondisi anak KBM SD sekarang. Meski sudah masuk sekolah tapi peran orang tua murid sangat dibutuhkan dalam mendidik anak. Contohnya bimbingan dan pengawasan orang tua kepada anak di lingkungan rumah sendiri, seperti banyaknya tontonan televisi yang kurang mendidik, tontonan dewasa, mengandung kekerasan atau permainan seperti video games/playstation/pc game yang terkadang dimainkan oleh anak dibawah batas umur.
Saya acungkan empat jempol untuk Ibu dan Bapak Guru yang kebetulan mengajar sebagai wali kelas di SD Awigombong. Begitu sabarnya mereka mengajar anak2 tersebut dan sudah mengerti cara menertibkan mereka. Saya setengah jam aja udah lemess hihiiihi.. salut juga untuk SD Awigombong, yang sudah menerapkan pendidikan agama sebelum sekolah dimulai, seperti membaca surat-surat pendek, berdoa bersama sebelum dan sesudah belajar serta mengucapkan salam.
Saran saya untuk pendidikan di Indonesia, ternyata fasilitas KBM (kegiatan belajar mengajar) masih perlu dilengkapi. Adanya sarana atau fasilitas KBM tentunya akan menambah ketertarikan siswa untuk belajar. Karena sebetulnya belajar harus dengan kondisi dan situasi yang fun. Melalui KIB, setiap relawan memiliki cara masing masing dalam menyampaikan materi, tentunya dengan alat peraga yang berbeda-beda. Dan hal itu yang membuat kelas inspirasi menyenangkan.
Bagaimanapun Kelas Inspirasi mengajak anak agar selalu memiliki cita-cita dan termotivasi untuk mencapai nya. Satu pesan yang selalu saya sampaikan di akhir kelas yaitu dengan mengajak selalu semangat dan menyerukan kalimat “Aku Anak Indonesia, Pasti Bisa!”
Semoga Kelas Inspirasi bisa terus diadakan setiap tahun dan relawan nya pun semakin banyak, dari Inspirator maupun relawan dokumentasi. Asli, Kelas Inspirasi ini seru! Yang belum nyobain jadi relawan, cobain dehh! Buat saya ini sama kayak waktu arung jeram lah hehehee.. Pasti di tahun berikutnya banyak materi, ide dan trik trik yang lebih menarik untuk Kelas Inspirasi..
Ingat Irian, Ingat Cendrawasih..
Cukup Sekian, Terima Kasih..
M. Rizki Maulana (Udhe)
Mail : udhekubz@gmail.com
Twitter : @UdHeKubz
08562133734 – 082129999816